Thursday, June 20, 2013

Day 4 : Melintasi Sungai Mekong Menuju Huay Xai di Laos

Dreamland Traveller


Day 4 : Melintasi Sungai Mekong Menuju Huay Xai di Laos
            Hari ini, Dreamland akan kembali mengunjungi sebuah daerah perbatasan, hanya saja kali ini daerah utara Chiang Rai yang satu ini berbatasan dengan Laos. Setelah mandi dan bersiap-siap, Dreamland langsung berjalan kaki kembali menuju terminal bus lama Chiang Rai yang mudah diakses. Jalanan pagi Chiang Rai kali ini terlihat lebih ramai dengan banyaknya anak yang bersekolah dan orang yang berangkat kerja. 







            Sesampainya di terminal bus, Dreamland langsung menuju platform bus yang menyediakan destinasi menuju Chiang Khong. Bus menuju Chiang Khong ini berangkat setiap jam sekali dengan tarif 65 bath. Dreamland pun naik ke atas bus yang kondisinya sama seperti Kopaja dan membayar langsung di atas bus. Perjalanan menuju Chiang Khong ini boleh dikatakan lebih menantang dibandingkan perjalanan menuju Mae Sai.







            Sepanjang jalan, berbagai kelokan dan rimbunnya pepohonan menjadi pemandangan yang Dreamland saksikan. Selain itu, tanjakan dan pemandangan pegunungan yang indah juga menjadi pemandangan yang sangat menyegarkan mata. Akhirnya setelah beberapa kali tertidur karena terlena dengan jalan yang mulus, akhirnya Dreamland tiba di terminal bus Chiang Khong yang sangat aneh. Jalan yang mulus ini akan Dreamland bahas di Dreamland Traveller Moment. Terminal ini hanya berupa lorong saja yang bisa menampung 1 bus saja.







            Dari terminal bus ini, terdapat tuk-tuk yang siap membawa Dreamland dan turis bule yang ada menyeberang ke perbatasan Thailand – Laos dengan harga 30 bath. Kota Chiang Khong ini boleh dikatakan cukup ramai dengan banyaknya restoran dan penginapan di sepanjang kiri dan kanan jalan, hanya saja tidak seramai Mae Sai dikunjungi oleh orang. Sesampainya di perbatasan, Dreamland cukup takjub dengan jenis perbatasan baru ini.







            Konter imigrasi berada tepat sebelum dermaga yang memisahkan Thailand dan Laos hanya dengan Sungai Mekong yang cukup pendek. Jadi tatkala kita memandang ke seberang sungai, maka pemandangan yang kita lihat adalah negara Laos. Setelah menyerahkan passport untuk dicap keluar dari Thailand, Dreamland pun langsung naik perahu sampan seharga 40 bath menuju imigrasi Laos. 







            Setelah menyeberang Sungai Mekong yang dekat selama 2 menit ini, Dreamland pun tiba di Laos. Dreamland diharuskan mengisi kartu kedatangan dengan lengkap dan akhirnya menyerahkan passport untuk dicap dengan cap Laos. Setelah itu, akhirnya Dreamland secara resmi masuk di negara Laos, tepatnya di kota perbatasan Huay Xai. Pemegang passport Indonesia tidak perlu membayar Visa on Arrival tatkala melintasi perbatasan Laos.







            Setibanya di Laos, Dreamland menemui berbagai konter yang menjual berbagai moda transportasi menuju kota lain di Laos, yakni Luang Prabang, Luang Nam Tha, dan lain sebagainya. Ada yang dengan perahu lamban, perahu cepat, maupun dengan bus dengan tingkat harga yang berbeda. Rupanya Huay Xai hanyalah kota perbatasan yang langsung dilewati tatkala memasuki negara Laos. 







            Setelah berjalan di jalan raya Huay Xai, tampak sebuah kuil yang dapat ditempuh dengan menaiki puluhan anak tangga. Dreamland pun berjalan kaki menuju kuil bernama Chom Khao Manilat ini. Kuil ini boleh dikatakan terlihat biasa-biasa saja, sehingga Dreamland hanya berfoto sekadarnya saja di sini. Setelah itu, Dreamland melihat ada panah menuju Fort Carnot yang berjarak 900 meter dari kuil ini. Langsung Dreamland berjalan menuju benteng tua peninggalan Perancis ini karena penasaran dengan apa yang ada di sana.







            Dreamland pun berjalan melewati jalanan berdebu yang sepi oleh pengguna kendaraan. Sepanjang jalan lingkungan pedesaan layaknya di Garut sangat terasa begitu kental di kota Huay Xai ini. Tak hanya itu, penduduk Huay Xai di Laos juga sangat miskin, terlihat dari rumah mereka yang begitu sederhana berdiri di jalan pegunungan yang ada di Huay Xai ini. Sangat terlihat kesenjangan antara kehidupan di Thailand dan Laos.







            Akhirnya setelah berjalan cukup jauh dengan jalan menanjak dan matahari yang sangat terik, akhirnya sampai juga Dreamland di Fort Carnot. Benteng Perancis yang satu ini terlihat sangat jelek dan biasa-biasa saja. Tidak terawat dan dibiarkan begitu saja, sehingga sangat amat tidak layak dikunjungi saat pergi ke Huay Xai ini. Setelah berfoto-foto, Dreamland pun akhirnya memutuskan kembali ke perbatasan untuk menyeberang kembali ke Chiang Khong, Thailand melihat tidak ada sesuatu yang bisa dilihat lagi di Huay Xai ini.







            Setelah berjalan kaki dengan pegal sampai perbatasan, Dreamland pun akhirnya kembali lagi ke perbatasan Laos untuk menerima cap keluar setelah itu menyeberang Sungai Mekong seharga 40 bath atau 10.000 kip. Setelah menunggu kapal yang baru saja datang dari Thailand, Dreamland pun masuk dan akhirnya menyeberangi kembali Sungai Mekong yang warna airnya hitam kecoklatan. Dreamland pun kembali ke imigrasi Thailand untuk menerima cap masuk ke Thailand. Setelah itu, Dreamland langsung mencari tuk-tuk untuk kembali ke terminal bus Chiang Khong.







            Sesudah menempuh perjalanan selama 10 menit di tuk-tuk, Dreamland pun akhirnya tiba di terminal bus Chiang Khong. Dreamland masuk ke pasar terlebih dahulu yang serupa pasar tradisional di Indonesia hanya saja dalam kondisi yang bersih dan tidak becek. Di sini Dreamland membeli nasi goreng untuk makan siang, kemudian sejumlah buah-buahan segar yang dijual di sini.







            Sesudah itu, Dreamland mengambil bus langsung menuju Chiang Rai dengan waktu perjalanan 3 jam. Perjalanan panjang pun kembali Dreamland lalui dengan melewati sawah dan pegunungan yang begitu menyegarkan mata. Tak heran rasanya jika sawah ini mampu menjadi lumbung padi Thailand dalam memenuhi kebutuhan warganya. Hal ini akan Dreamland bahas lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment. 







            Sesampainya di Chiang Rai, hari sudah beranjak sore dan terminal bus sudah beralih fungsi menjadi tempat parkir mobil untuk night market. Dreamland pun memutuskan untuk mengunjungi sebuah kuil yang berada di persimpangan jalan. Di kuil ini, Dreamland bertemu traveler asal Belanda yang sudah lama menetap di Chiang Rai. Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya beliau memberitahu ada sebuah mal besar di Chiang Rai dengan nama Central Plaza.







            Akhirnya Dreamland pun berniat untuk mengunjungi Central Plaza. Setelah berjalan kaki lurus cukup jauh dan tak sampai-sampai, Dreamland hampir putus asa dan mau kembali ke hotel saja. Namun ada seorang pemuda Thailand yang baik hati mau mengantarkan Dreamland dengan motornya saat Dreamland bertanya tentang arah jalan menuju Central Plaza ini. Hal ini akan Dreamland bahas lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment.



            Singkat kata, Dreamland pun diantarkan sampai pintu masuk depan Central Plaza. Dreamland sangat berterima kasih bertemu dengan orang baik hati seperti pemuda ini. Kemudian Dreamland pun berjalan-jalan dan melihat Central Plaza yang sama seperti mal Istana Plaza, hanya saja dalam ukuran yang lebih besar. Barang-barang yang dijual pun serupa dengan barang-barang mal pada umumnya. Di mal ini terdapat bioskop, tempat bermain, dan supermarket. Setelah puas berjalan-jalan, Dreamland pun memutuskan pulang dari mal dengan menggunakan tuk-tuk.
Berhubung badan yang sudah sangat capek, Dreamland langsung berjalan menuju hotel. Sebelum masuk hotel, Dreamland makan malam terlebih dahulu di tempat makan yang ada di seberang hotel B2. Harganya sangat ekonomis dan sesuai budget.
            Dreamland pun akhirnya beristirahat dan mempersiapkan diri esok hari dalam menjelajahi Rose of The North alias Chiang Mai.

Chiang Rai, Chiang Khong, Thailand, Huay Xai, Laos, 12 Juni 2013

Dreamland Traveller

Catatan:
- Bus dari Chiang Rai ke Chiang Khong berangkat setiap jam sekali.
- Bus dari Chiang Mai ke Chiang Khong hanya beroperasi satu kali sehari.
- Terdapat tuk-tuk yang menyediakan jasa menuju perbatasan Thailand – Laos dengan harga 30 bath.
- Kita harus menggunakan perahu sampan untuk menuju Laos dengan harga 40 bath untuk sekali jalan.
- Pemegang paspor Indonesia bebas memasuki Laos tanpa harus membuat Visa On Arrival.
- Huay Xai, kota perbatasan Laos yang sangat gersang dan hanya digunakan sebagai tempat singgah menuju kota selanjutnya di Laos.

~ oOo ~

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.