Day
4 : Melintasi Sungai Mekong Menuju Huay Xai di Laos
Hari
ini, Dreamland akan kembali mengunjungi sebuah daerah perbatasan, hanya saja
kali ini daerah utara Chiang Rai yang satu ini berbatasan dengan Laos. Setelah
mandi dan bersiap-siap, Dreamland langsung berjalan kaki kembali menuju
terminal bus lama Chiang Rai yang mudah diakses. Jalanan pagi Chiang Rai kali
ini terlihat lebih ramai dengan banyaknya anak yang bersekolah dan orang yang
berangkat kerja.
Sesampainya
di terminal bus, Dreamland langsung menuju platform
bus yang menyediakan destinasi menuju Chiang Khong. Bus menuju Chiang Khong ini
berangkat setiap jam sekali dengan tarif 65 bath. Dreamland pun naik ke atas
bus yang kondisinya sama seperti Kopaja dan membayar langsung di atas bus.
Perjalanan menuju Chiang Khong ini boleh dikatakan lebih menantang dibandingkan
perjalanan menuju Mae Sai.
Sepanjang
jalan, berbagai kelokan dan rimbunnya pepohonan menjadi pemandangan yang
Dreamland saksikan. Selain itu, tanjakan dan pemandangan pegunungan yang indah
juga menjadi pemandangan yang sangat menyegarkan mata. Akhirnya setelah
beberapa kali tertidur karena terlena dengan jalan yang mulus, akhirnya
Dreamland tiba di terminal bus Chiang Khong yang sangat aneh. Jalan yang mulus
ini akan Dreamland bahas di Dreamland Traveller Moment. Terminal ini hanya
berupa lorong saja yang bisa menampung 1 bus saja.
Dari
terminal bus ini, terdapat tuk-tuk yang siap membawa Dreamland dan turis bule
yang ada menyeberang ke perbatasan Thailand – Laos dengan harga 30 bath. Kota
Chiang Khong ini boleh dikatakan cukup ramai dengan banyaknya restoran dan
penginapan di sepanjang kiri dan kanan jalan, hanya saja tidak seramai Mae Sai
dikunjungi oleh orang. Sesampainya di perbatasan, Dreamland cukup takjub dengan
jenis perbatasan baru ini.
Konter
imigrasi berada tepat sebelum dermaga yang memisahkan Thailand dan Laos hanya
dengan Sungai Mekong yang cukup pendek. Jadi tatkala kita memandang ke seberang
sungai, maka pemandangan yang kita lihat adalah negara Laos. Setelah
menyerahkan passport untuk dicap
keluar dari Thailand, Dreamland pun langsung naik perahu sampan seharga 40 bath
menuju imigrasi Laos.
Setelah
menyeberang Sungai Mekong yang dekat selama 2 menit ini, Dreamland pun tiba di
Laos. Dreamland diharuskan mengisi kartu kedatangan dengan lengkap dan akhirnya
menyerahkan passport untuk dicap
dengan cap Laos. Setelah itu, akhirnya Dreamland secara resmi masuk di negara
Laos, tepatnya di kota perbatasan Huay Xai. Pemegang passport Indonesia tidak perlu membayar Visa on Arrival tatkala
melintasi perbatasan Laos.
Setibanya
di Laos, Dreamland menemui berbagai konter yang menjual berbagai moda
transportasi menuju kota lain di Laos, yakni Luang Prabang, Luang Nam Tha, dan
lain sebagainya. Ada yang dengan perahu lamban, perahu cepat, maupun dengan bus
dengan tingkat harga yang berbeda. Rupanya Huay Xai hanyalah kota perbatasan
yang langsung dilewati tatkala memasuki negara Laos.
Setelah
berjalan di jalan raya Huay Xai, tampak sebuah kuil yang dapat ditempuh dengan
menaiki puluhan anak tangga. Dreamland pun berjalan kaki menuju kuil bernama
Chom Khao Manilat ini. Kuil ini boleh dikatakan terlihat biasa-biasa saja,
sehingga Dreamland hanya berfoto sekadarnya saja di sini. Setelah itu,
Dreamland melihat ada panah menuju Fort Carnot yang berjarak 900 meter dari
kuil ini. Langsung Dreamland berjalan menuju benteng tua peninggalan Perancis
ini karena penasaran dengan apa yang ada di sana.
Dreamland
pun berjalan melewati jalanan berdebu yang sepi oleh pengguna kendaraan.
Sepanjang jalan lingkungan pedesaan layaknya di Garut sangat terasa begitu
kental di kota Huay Xai ini. Tak hanya itu, penduduk Huay Xai di Laos juga
sangat miskin, terlihat dari rumah mereka yang begitu sederhana berdiri di
jalan pegunungan yang ada di Huay Xai ini. Sangat terlihat kesenjangan antara
kehidupan di Thailand dan Laos.
Akhirnya
setelah berjalan cukup jauh dengan jalan menanjak dan matahari yang sangat
terik, akhirnya sampai juga Dreamland di Fort Carnot. Benteng Perancis yang
satu ini terlihat sangat jelek dan biasa-biasa saja. Tidak terawat dan
dibiarkan begitu saja, sehingga sangat amat tidak layak dikunjungi saat pergi
ke Huay Xai ini. Setelah berfoto-foto, Dreamland pun akhirnya memutuskan
kembali ke perbatasan untuk menyeberang kembali ke Chiang Khong, Thailand
melihat tidak ada sesuatu yang bisa dilihat lagi di Huay Xai ini.
Setelah
berjalan kaki dengan pegal sampai perbatasan, Dreamland pun akhirnya kembali
lagi ke perbatasan Laos untuk menerima cap keluar setelah itu menyeberang Sungai
Mekong seharga 40 bath atau 10.000 kip. Setelah menunggu kapal yang baru saja
datang dari Thailand, Dreamland pun masuk dan akhirnya menyeberangi kembali
Sungai Mekong yang warna airnya hitam kecoklatan. Dreamland pun kembali ke
imigrasi Thailand untuk menerima cap masuk ke Thailand. Setelah itu, Dreamland
langsung mencari tuk-tuk untuk kembali ke terminal bus Chiang Khong.
Sesudah
menempuh perjalanan selama 10 menit di tuk-tuk, Dreamland pun akhirnya tiba di
terminal bus Chiang Khong. Dreamland masuk ke pasar terlebih dahulu yang serupa
pasar tradisional di Indonesia hanya saja dalam kondisi yang bersih dan tidak
becek. Di sini Dreamland membeli nasi goreng untuk makan siang, kemudian
sejumlah buah-buahan segar yang dijual di sini.
Sesudah
itu, Dreamland mengambil bus langsung menuju Chiang Rai dengan waktu perjalanan
3 jam. Perjalanan panjang pun kembali Dreamland lalui dengan melewati sawah dan
pegunungan yang begitu menyegarkan mata. Tak heran rasanya jika sawah ini mampu
menjadi lumbung padi Thailand dalam memenuhi kebutuhan warganya. Hal ini akan
Dreamland bahas lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment.
Sesampainya
di Chiang Rai, hari sudah beranjak sore dan terminal bus sudah beralih fungsi
menjadi tempat parkir mobil untuk night
market. Dreamland pun memutuskan untuk mengunjungi sebuah kuil yang berada
di persimpangan jalan. Di kuil ini, Dreamland bertemu traveler asal Belanda yang sudah lama menetap di Chiang Rai.
Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya beliau memberitahu ada sebuah mal besar
di Chiang Rai dengan nama Central Plaza.
Akhirnya
Dreamland pun berniat untuk mengunjungi Central Plaza. Setelah berjalan kaki
lurus cukup jauh dan tak sampai-sampai, Dreamland hampir putus asa dan mau
kembali ke hotel saja. Namun ada seorang pemuda Thailand yang baik hati mau
mengantarkan Dreamland dengan motornya saat Dreamland bertanya tentang arah
jalan menuju Central Plaza ini. Hal ini akan Dreamland bahas lebih lanjut dalam
Dreamland Traveller Moment.
Singkat
kata, Dreamland pun diantarkan sampai pintu masuk depan Central Plaza.
Dreamland sangat berterima kasih bertemu dengan orang baik hati seperti pemuda
ini. Kemudian Dreamland pun berjalan-jalan dan melihat Central Plaza yang sama
seperti mal Istana Plaza, hanya saja dalam ukuran yang lebih besar.
Barang-barang yang dijual pun serupa dengan barang-barang mal pada umumnya. Di
mal ini terdapat bioskop, tempat bermain, dan supermarket. Setelah puas
berjalan-jalan, Dreamland pun memutuskan pulang dari mal dengan menggunakan
tuk-tuk.
Berhubung badan yang sudah sangat
capek, Dreamland langsung berjalan menuju hotel. Sebelum masuk hotel, Dreamland
makan malam terlebih dahulu di tempat makan yang ada di seberang hotel B2.
Harganya sangat ekonomis dan sesuai budget.
Dreamland
pun akhirnya beristirahat dan mempersiapkan diri esok hari dalam menjelajahi
Rose of The North alias Chiang Mai.
Chiang Rai, Chiang Khong, Thailand, Huay Xai, Laos,
12 Juni 2013
Dreamland Traveller
Catatan:
- Bus dari Chiang Rai ke Chiang Khong berangkat
setiap jam sekali.
- Bus dari Chiang Mai ke Chiang Khong hanya
beroperasi satu kali sehari.
- Terdapat tuk-tuk yang menyediakan jasa menuju
perbatasan Thailand – Laos dengan harga 30 bath.
- Kita harus menggunakan perahu sampan untuk menuju
Laos dengan harga 40 bath untuk sekali jalan.
- Pemegang paspor Indonesia bebas memasuki Laos
tanpa harus membuat Visa On Arrival.
- Huay Xai, kota perbatasan Laos yang sangat gersang
dan hanya digunakan sebagai tempat singgah menuju kota selanjutnya di Laos.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.