Day
3 : Ketatnya Perbatasan Thailand – Myanmar di Mae Sai dan Thachilek
Hari
ini, Dreamland akan memulai Golden Triangle Trip dengan mengunjungi sebuah
wilayah perbatasan di utara Chiang Rai yang berbatasan langsung dengan negara
Myanmar. Apalagi kalau bukan Mae Sai. Setelah mandi dan mempersiapkan diri,
Dreamland pun berjalan kaki menuju terminal bus lama yang terletak 700 meter
dari hotel tempat Dreamland menginap. Suasana kota Chiang Rai di pagi hari
ternyata hampir sama dengan suasana kota Sukabumi sebagai kota kecil yang
terletak di dataran tinggi.
Dreamland
sempat tersasar saat mencari terminal bus lama ini karena salah membaca peta,
sehingga berjalan memutar. Perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh selama 10
menit jalan kaki, kini menjadi 30 menit. Sesampainya di terminal bus lama,
Dreamland dapat dengan mudah menemui bus yang mempunyai jurusan ke Mae Sai.
Dengan cepat, Dreamland pun naik ke bus yang kondisi fisiknya menyerupai Kopaja
di Jakarta ini. Sistem pembayaran busnya pun ditagih saat berada di bus oleh
kenek busnya.
Setelah
bus penuh, Dreamland pun berangkat dari terminal menuju Mae Sai. Perjalanan
selama 1 jam 30 menit ini pun terasa begitu melelahkan karena kondisi bus yang
memprihatinkan dan mata Dreamland yang masih sangat mengantuk. Pemandangan
sepanjang jalan yang terlihat adalah sawah yang begitu hijau dan adanya latar
belakang pegunungan yang menenangkan hati. Sesampainya di terminal bus Mae Sai,
Dreamland tak perlu bingung dengan angkutan yang akan membawa Dreamland ke
perbatasan karena begitu banyak songtheow
yang siap membawa Dreamland dengan tarif 15 bath.
Akhirnya
setelah naik songtheow dan menempuh
perjalanan 10 menit, Dreamland pun diberhentikan tepat di depan sebuah bangunan
biru tinggi yang menjadi gedung imigrasi Thailand. Sebelum masuk ke perbatasan,
Dreamland makan siang terlebih dahulu di sebuah tempat makan yang ada di Mae
Sai. Di Mae Sai, begitu banyak penjual perhiasan bertebaran di sini, baik itu
permata, berlian, kalung, dan lain sebagainya. Entah itu palsu atau tidak yang
jelas semua benda tersebut berasal dari Myanmar.
Selain
itu, banyak juga produk khas China yang bertebaran di sini dengan harga yang
murah. Dengan 100 bath, kita bisa mendapatkan 8 bungkus makanan China dengan
kemasan yang menarik. Mae Sai juga menjual suvenir berupa kaos, pajangan, dan
lain sebagainya. Rupanya Mae Sai menjadi kawasan turis yang digunakan Thailand
untuk meraup uang juga layaknya Phuket dan Bangkok. Menarik rasanya melihat
keramaian kota Mae Sai dengan banyaknya money
changer di sini.
Setelah
makan chicken rice di sebuah kedai,
Dreamland pun membeli dan makan mangga potong yang sangat segar di pinggir
jalan. Kemudian Dreamland langsung berjalan masuk menuju perbatasan Thailand
yang ditandai dengan gedung biru tinggi. Sebagian besar yang melewati
perbatasan adalah bule yang mungkin penasaran dengan apa yang ada di sisi
Myanmar. Setelah lancar melewati perbatasan Thailand, kini giliran perbatasan
Myanmar yang harus Dreamland lalui. Unik sekali rasanya melihat perbatasan
darat Thailand – Myanmar yang hanya dipisahkan oleh sebuah jembatan saja.
Dreamland
pun langsung menuju pos imigrasi Myanmar dan terkejut dengan apa yang dilakukan
petugas imigrasi di sana. Rupanya petugas imigrasi Myanmar harus dibayar dengan
uang 500 bath, baru mengizinkan kita untuk masuk ke Taichilek. Selain itu,
pakai acara ditanya-tanya mau ngapain dan hanya boleh jalan-jalan sekitar
Taichilek saja. Peristiwa ini akan Dreamland bahas lebih lanjut dalam Dreamland
Traveller Moment.
Singkat
kata, Dreamland akhirnya terpaksa membayar 500 bath dan duduk untuk difoto.
Setelah itu, passport Dreamland
ditahan dan diganti dengan kertas karton untuk mengambil passport kembali saat pulang dari Myanmar. Sesudah itu, Dreamland
kembali berjalan melintasi sebuah gerbang tinggi penanda negara Myanmar dan
akhirnya tiba juga di Taichilek. Sepintas tidak ada yang berbeda antara Mae
Said an Taichilek melihat barang dagangan yang dijual juga hampir sama persis.
Lucunya ada bule yang sama-sama masuk ke Taichilek langsung keluar kembali ke
Mae Sai karena tidak betah dengan kondisi di Myanmar ini.
Berhubung
Dreamland buta arah dan tidak tahu mau ke mana saja di Taichilek, akhirnya
Dreamland menyewa tuk-tuk untuk berkeliling tempat wisata menarik yang ada di
Taichilek, Myanmar ini. Setelah tawar menawar harga, Dreamland pun akhirnya
sepakat dan dibawa menuju sebuah kuil yang lumayan bagus di Myanmar ini.
Setelah puas melihat dan berfoto-foto, selanjutnya Dreamland dibawa menuju ikon
dari Myanmar itu sendiri, yakni Shwedagon Pagoda yang terletak di atas bukit.
Kuil
ini boleh dikatakan sangat megah dan eksotis. Warna kuning keemasannya seolah
memancarkan cahaya bagi wilayah perbatasan Myanmar ini. Dari situs ini juga
kita dapat melihat pemandangan Taichilek dari atas. Sangat menarik pokoknya.
Setelah puas berada di kuil ini, Dreamland pun langsung menuju Township
Dhammayon. Kali ini, kuil yang satu ini sama sekali tidak ada
istimewa-istimewanya. Sangat standar jika dijadikan tempat wisata turis.
Awalnya
supir tuk-tuk menawarkan kunjungan ke Suku Karen yang terkenal dengan gelang
dan leher panjangnya itu. Namun karena mendengar selentingan bahwa Taichilek
bukan pusat tempat tinggal Suku Karen ini akhirnya Dreamland pun mengurungkan
niat tersebut. Dreamland pun langsung diantar menuju ke perbatasan lagi.
Sesudah sampai di perbatasan, Dreamland berjalan-jalan sejenak mengelilingi
pertokoan yang ada di Taichilek.
Begitu
banyak rokok Myanmar yang dilabeli merek asing dijual di sini dengan harga
murah. VCD bajakan, serta Viagra ditawarkan secara bebas di sini. Tak hanya
itu, cakar harimau, awetan bagian tubuh binatang, dan kulit hewan pun dijual di
pasar yang ada di Taichilek ini. Barang-barang branded palsu pun dijual dengan bebas, mulai dari Polo, Adidas,
sampai tas-tasnya dengan merek ternama. Semua transaksi yang ada di perbatasan
Myanmar ini menggunakan Thailand Bath (THB), sehingga tidak perlu menukar uang
ke Myanmar Kyat. Berhubung tidak ada barang yang menarik di sini, Dreamland pun
berjalan pulang kembali ke Mae Sai, Thailand.
Di
pos imigrasi Myanmar, passport
Dreamland pun dikembalikan dengan utuh oleh petugas setelah menukarkan dengan
kertas karton yang telah diberikan. Selanjutnya Dreamland berjalan menuju pos
imigrasi Thailand di Mae Sai untuk mendapatkan cap masuk kembali ke Thailand.
Di pos pemeriksaan Thailand, ada scanning
barang bawaan, sehingga harus hati-hati jika membeli dalam kuantitas banyak
atau ada barang terlarang. Sesampainya di Mae Sai, Dreamland pun kembali
berjalan-jalan dan melihat-lihat belanjaan yang ada.
Kemudian
Dreamland pun beranjak menuju Wat Phra That Doi Wow atau Scorpion Temple yang
terletak di sebelah kiri gedung imigrasi. Namun karena harus mendaki ratusan
anak tangga ke atas dan sudah keburu capek, Dreamland pun mengurungkan untuk
naik ke atas kuil ini. Selanjutnya, Dreamland pun berfoto dengan kuil-kuil yang
dilewati dan membeli sejumlah suvenir sebelum akhirnya memutuskan kembali ke
Chiang Rai.
Dengan
songtheow yang tersedia, Dreamland
pun akhirnya tiba kembali di terminal bus Mae Sai. Melihat penumpang bus sangat
sepi, Dreamland pun memutuskan untuk naik Green Bus yang jauh lebih nyaman
sebagai kendaraan menuju Chiang Rai. Setelah penumpang Green Bus penuh,
akhirnya sopir pun memberangkatkan kami semua. Tarif Green Bus dengan bus umum biasa
ternyata hanya berbeda 8 bath saja!
Sepanjang
perjalanan dari Mae Sai menuju Chiang Rai, beberapa kali minivan Dreamland
diberhentikan polisi untuk dicek identitas setiap penumpangnya. Dreamland harus
mengeluarkan passport dan penumpang
Thai lain mengeluarkan KTP mereka masing-masing. Rupanya langkah ini dilakukan
agar tidak banyak imigran Myanmar yang pindah ke Thailand dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih baik. Penjagaan di wilayah perbatasan ini sangatlah
ketat dilakukan oleh polisi. Dreamland akan ceritakan lebih lanjut dalam
Dreamland Traveller Moment.
Sesudah
melalui perjalanan kembali selama 1,5 jam, akhirnya Dreamland tiba di terminal
bus Chiang Rai. Rupanya terminal bus lama Chiang Rai juga terletak di sebelah
Night Market. Akhirnya, Dreamland pun memutuskan untuk melihat dan
berjalan-jalan di pasar malam ini untuk membeli sejumlah oleh-oleh. Sebagian
besar penjual di sini menjual kaos oleh-oleh Chiang Rai. Ada juga yang menjual
pajangan, tas, suvenir, dan lain sebagainya. Tak ketinggalan adanya food court besar yang dilengkapi dengan
pertunjukan kebudayaan Lanna setiap malamnya.
Dreamland
pun memutuskan untuk mencoba kudapan khas Chiang Rai, di mana terdapat sup yang
dimasak dengan tungku api tradisional dengan sayur-sayuran dan telur. Rasa
kuahnya sangat manis dan tidak cocok dengan selera Dreamland. Setelah makan
malam usai, Dreamland pun akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke hotel.
Setelah berjalan melalui pertokoan demi pertokoan yang sudah mulai tutup,
akhirnya Dreamland tiba juga di B2 Night Bazaar Chiang Rai Hotel.
Senang
sekali rasanya masuk ke negara Myanmar via Taichilek dengan berbagai kejutan
dan pengalaman yang ada didalamnya. Dreamland tak sabar rasanya menantikan
petualangan esok yang lebih seru dalam menjelajahi perbatasan Laos.
Chiang Rai, Mae Sai, Thailand, Taichilek, Myanmar,
11 Juni 2013
Dreamland Traveller
Catatan:
- Mae Sai dapat diakses, baik dari Chiang Mai maupun
Chiang Rai via bus.
- Frekuensi bus dari Chiang Rai menuju Mae Sai lebih
sering dibandingkan dengan Chiang Mai.
- Siapkan dokumen perjalanan yang lengkap saat
melintasi perbatasan Thailand – Myanmar di Mae Sai dan Taichilek agar tidak
menemukan kendala yang berarti.
- Pastikan untuk paham dengan betul perhiasan
sebelum membeli di Mae Sai atau Taichilek agar tidak menyesal apakah perhiasan
tersebut palsu atau tidak.
- Terdapat tuk-tuk yang akan membawa kita dari
terminal bus menuju perbatasan dengan songtheow
yang tersedia dengan harga 15 bath sekali jalan.
- Jika tidak ingin menambah cap atau betul-betul
penasaran dengan Taichilek, disarankan untuk TIDAK masuk ke Myanmar karena
harus membayar 500 bath yang tidak sebanding dengan apa yang kita dapatkan di
Taichilek.
~
oOo ~
apa boleh ke swedagon dr taichilek? bukannya hy boleh di skitaran taichilek aja?
ReplyDelete@Velly Pricilya : Jika yang dimaksud Shwedagon Pagoda di Yangon tentu tidak boleh karena visa Thachilek seharga 500 THB itu hanya memperbolehkan kita wisata di Thachilek saja. Tapi dalam tulisan di atas, Shwedagon Pagoda yang Dreamland kunjungi ada di Thachilek, sehingga boleh dikunjungi. Semoga memperjelas infomasi di atas ya.
Delete