Day
1 : Indahnya Sunset di Waterfront Kuching
Bagi
orang awam, wisata itu dilihat sebagai ajang pemborosan uang. Maklum image
berwisata dengan agen tur dan travel melekat sekali dalam benak orang
Indonesia. Dreamland sangat setuju bahwa pengeluaran kita akan sangat
membengkak tatkala mengikuti tur dari agen travel. Kita dibawa ke toko
pemerintah dengan peragaan yang “sok meyakinkan” untuk membeli produk yang
mereka jual dengan harga mahal. Ada optional tour dengan harga tiket yang digelembungkan
berkali-kali lipat. Belum lagi harus memberi tips pada tur guide yang membawa
kita. Wajar kantong kita dibolongi setiap saat, sementara mayoritas tempat
wisata yang kita kunjungi GRATIS!!!
Kejujuran
dan ketelanjangan suatu tempat akan terlihat tatkala kita menyusuri setiap
gang, jalan, dan denyut kehidupan kota tersebut tanpa duduk manis menunggu
diantar bus wisata ke berbagai tempat menarik. Tur selalu membawa kita melihat
sisi positif dari suatu tempat dan menutupi fakta yang sebenarnya dari tempat
tersebut. Hal inilah yang selalu menjadi fokus Dreamland dalam berbagai trip
yang dilakukan, yakni membuka ketelanjangan dari suatu tempat tanpa rekayasa
dan persepsi yang ditanamkan media.
Harus
Dreamland akui, Dreamland tidak anti dengan tur dan travel karena sebelum blog
ini berdiri, Dreamland selalu memakai jasa mereka untuk pergi ke negara yang
dianggap menyulitkan jika pergi sendiri, yakni C*i*a. Namun alangkah bijaknya
jika kita tahu kapan harus dan tidak harus menggunakan jasa yang satu ini.
Kriteria yang Dreamland tentukan adalah sejauh mana Bahasa Inggris digunakan di
negara tersebut. Jika masih digunakan, rasanya kita layak menjajal negara
tersebut secara pribadi, apalagi situs booking pesawat dan hotel sudah
bertebaran di internet.
Dreamland
mengawali perjalanan di pertengahan bulan April 2014 ini dengan berangkat dari
rumah menuju Bandara Husein Sastranegara Bandung. Ada sebuah fenomena menarik
yang Dreamland temui di sini, yakni pembayaran airport tax bandara kini harus
dilakukan di konter maskapai yang bersangkutan. Alhasil Dreamland harus
menunggu dengan sabar dengan mereka yang memasukkan bagasinya untuk check-in.
Jujur Dreamland melihat langkah ini justru memperlambat kita yang tidak membawa
bagasi yang harus dicheck-in dan hanya ingin membayar airport tax. Apalagi
kalau kita datang mepet dan jadi panik karenanya.
Konter
airport tax yang biasa Dreamland kunjungi untuk membayar pun sudah dibongkar
dan menjadi kosong. Setelah membayar airport tax senilai 75.000 IDR, Dreamland
pun segera masuk ke ruang tunggu setelah mendapat cap keluar dari imigrasi
Indonesia. Dreamland menunggu selama 45 menit, sebelum akhirnya diperkenankan
masuk ke pesawat AirAsia yang akan membawa Dreamland menuju Kuala Lumpur. Ada
perubahan yang Dreamland lihat di ruang tunggu, yakni konter minuman QTalk.
Singkat
kata, Dreamland masuk dan menempati kursi yang telah ditetapkan. Perjalanan 2
jam 10 menit pun Dreamland tempuh dengan tertidur pulas. Sesampainya di LCCT,
Dreamland segera ke WC dan mengantri untuk mendapat cap masuk Malaysia dari
imigrasi. Antrian di imigrasi Malaysia ini memang selalu padat dan ramai oleh
turis dari berbagai negara yang mempunyai jaringan AirAsia didalamnya. Setelah
antrian selama 25 menit, akhirnya Dreamland bisa segera melanjutkan ke proses
selanjutnya.
Dreamland
pun berjalan menuju konter U Mobile, yakni salah satu operator seluler di
Malaysia untuk mendaftar paket BlackBerry. Dibandingkan telepon dan SMS dengan
pulsa dari operator Indonesia, memakai operator lokal jauh lebih hemat. Hal ini
berlaku untuk semua negara di dunia ya. Setelah itu, Dreamland langsung
beranjak keluar dari ruang kedatangan menuju ruang keberangkatan domestik.
Pengamanan
domestik memang tidak seketat pengamanan internasional. Air minum saja lolos
dalam pemeriksaan ini. Dreamland pun menunggu keberangkatan pesawat menuju
destinasi utama trip ini, yakni Kuching di Pulau Kalimantan. Sembari menunggu,
Dreamland berjalan-jalan sepanjang ruang tunggu, makan bekal yang dibawa, dan
bolak balik pergi ke WC karena kebanyakan minum. Akhirnya pesawat pun siap
diberangkatkan ke Kuching setelah menunggu 1 jam 30 menit.
Perjalanan
ke Kuching ini memakan waktu 2 jam. Berhubung tidak ada kegiatan yang dapat
dilakukan, Dreamland pun melanjutkan tidur di pesawat. Cuaca langit begitu
Dreamland hampir mendarat di Kuching International Airport kurang begitu baik
karena petir dan hujan mengguyur badan pesawat. Sesampainya di bandara Kuching,
Dreamland langsung keluar dan menuju ke konter pemeriksaan imigrasi. Bandara
Kuching ini boleh dikatakan cukup megah dan bagus. Semoga saja Bandara Husein
Sastranegara bisa menjadi seperti ini harapan Dreamland.
Unik
memang negara Malaysia yang mempunyai wilayah di Sabah dan Sarawak ini.
Meskipun masih tergolong penerbangan domestik, namun pemeriksaan paspor tetap
dilakukan, baik penduduk Malaysia maupun non-Malaysia. Paspor Dreamland pun
dicap dengan cap imigrasi Sarawak yang sama persis dengan yang Dreamland terima
di LCCT. Setelah itu, Dreamland langsung turun menuju konter wisata Tourism Malaysia
yang ada.
Keberadaan
konter Tourism Malaysia dan tempat ambil brosur gratis ini akan Dreamland bahas
lebih lanjut dalam Dreamland Traveller Moment. Dreamland bertanya apakah ada
kendaraan atau bus umum yang melintas di dekat bandara ini atau tidak.
Jawabannya membuat Dreamland terkejut. “Tidak ada bus. Hanya ada teksi.”
katanya ringan. Berhubung Dreamland penasaran, Dreamland berjalan sepanjang
bandara mondar mandir untuk melihat apakah ada halte bus di bandara KCH ini
atau tidak. Ternyata apa yang dikatakan itu benar.
Tidak
ada pilihan selain taksi ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller
Moment. Akhirnya terpaksa deh Dreamland pergi ke konter voucher taksi yang ada
di bandara. Berhubung Dreamland menginap di Tune Hotels.com Waterfront Kuching,
Dreamland harus membayar RM 26. Terlihat dari zona dan bon resmi yang
dikeluarkan pihak bandara. Mungkin karena penduduk Kuching kaya dan semua punya
mobil, jadi bus umum mati jika beroperasi dari dan ke bandara, menurut teori
Dreamland.
Dreamland
pun menyerahkan voucher taksi pada supir yang ada di depan bandara, kemudian
langsung menempuh perjalanan selama 30 menit menuju hotel. Sepanjang jalan,
Dreamland melihat kota Kuching ini sangat tenang dan damai. Pembangunan pun
tidak dilakukan secara gencar oleh pemerintah karena masih banyak pepohonan di
sepanjang jalan yang Dreamland tempuh. Begitu mencapai pusat kota, barulah
terasa kemegahan kota Kuching ini. Akhirnya Dreamland pun sampai di Tune
Hotels.com Waterfront Kuching yang terletak tepat di sebelah Hilton Kuching.
Dreamland
masuk, melakukan check-in, dan melihat konter tur yang ada. Terdapat jasa antar
jemput bandara seharga RM 9,9 sekali jalan. Selain itu ada juga paket tur untuk
pergi ke berbagai tempat wisata yang ada di Kuching dan Sarawak. Setelah itu,
Dreamland segera masuk ke kamar 208 untuk beristirahat sejenak. Sorenya,
Dreamland keluar untuk melihat keadaan sekitar hotel. Ternyata lokasi Tune
Hotels.com Waterfront Kuching ini memang sangat strategis dan berada di pusat
kota. Berbeda jauh dengan Tune Hotels.com Kota Kinabalu yang sangat jauh dari
pusat kota.
Dreamland
pun berjalan 1 menit ke Waterfront Kuching. Memang pemerintah Malaysia sangat
lihai dalam mengelola potensi wisata yang sebenarnya biasa-biasa saja menjadi
luar biasa. Adanya river cruise, penataan waterfront yang rapi, adanya pasar
malam, dan lain sebagainya akan Dreamland kupas lebih lanjut dalam Dreamland
Traveller Moment. Kawasan waterfront ini memang sangat nyaman untuk berjalan
kaki, berolahraga, maupun sekadar menikmati sunset yang ada di Kuching.
Dreamland
pun berjalan dan melihat ada sebuah kuil yang ada di persimpangan jalan.
Sayangnya kuil ini tutup, sehingga akan Dreamland kunjungi esok hari. Dreamland
melewati Chinese History Museum dan Court House sebelum akhirnya kembali ke
dermaga. Berhubung hari sudah mendekati malam, Dreamland sangat senang
menikmati indahnya sunset di Waterfront Kuching ini. Langitnya berwarna jingga
keunguan yang menjadi panorama indah tak terlupakan. Banyak sekali fotografer
yang mengabadikan momen ini.
Begitu
malam sudah tiba, Dreamland langsung berjalan ke sisi lain untuk menuju Sarawak
Plaza dan Tun Jugah. Kita pasti akan melewati monumen Kucing yang sangat
fenomenal untuk menuju 2 lokasi ini. Begitu masuk ke Sarawak Plaza, alangkah
terkejutnya Dreamland melihat pertokoan yang sangat sepi. Tidak ada satupun
penduduk Kuching yang berbelanja di sini. Demikian juga Tun Jugah. Fenomena
mall yang mati ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.
Setelah
puas berjalan-jalan antarmal, Dreamland pun masuk ke McDonald untuk makan malam
paket hemat RM 5,95 untuk burger, kentang, dan pepsi. Sambil makan, Dreamland
pun memanfaatkan fasilitas Wi-Fi yang ada di restoran McDonald ini. Singkat
kata, Dreamland pun memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat. Jalanan
tampak ramai oleh mobil yang lalu lalang, tapi kotanya sendiri mati. Sungguh
aneh tapi nyata Kuching ini.
Tak
sabar rasanya Dreamland mengeksplorasi kota Kuching ini esok hari untuk
menggali apa saja yang ada di Bandaraya Kuching ini.
Bandung, Kuala Lumpur, Kuching, 15 April 2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Kurs 1 Ringgit Malaysia (MYR) saat Dreamland
melakukan perjalanan adalah 3.600 IDR.
- Kuching sangat direkomendasikan bagi mereka yang
ingin ketenangan, kedamaian, dan relaksasi yang jauh dari hiruk pikuk
perkotaan.
- Tempat wisata menarik yang ada di Kuching, antara
lain Tua Pek Kong Temple (Hiang Thian Siang Ti Temple), Sarawak Museum
(Islamic, Ethnology, Art, Natural History, Textile, Chinese History Museum),
Fort Margherita, Waterfront Kuching, Cat Museum, Mesjid Kuching, Sarawak
Cultural Village, Semenggoh Nature Reserve, Bako National Park, Gunung Gading,
dan lain sebagainya.
- Terdapat transportasi umum di Kuching, yakni
Kuching City Public Link dan Rapid Kuching.
- Sangat disarankan untuk menginap di daerah
Waterfront Kuching karena pusat kehidupan Kuching ada di kawasan ini.
- Jangan lupa membawa topi, sunblock, dan payung
karena matahari di Kuching sangat panas.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.