Saturday, May 3, 2014

Day 3 : Menguji Ketahanan Fisik di Bako National Park

Dreamland Traveller


Day 3 : Menguji Ketahanan Fisik di Bako National Park
            Pagi pun tiba dengan cepat di Kuching. Dreamland segera bersiap-siap untuk berjalan menuju pool bus Rapid Kuching yang terletak dekat food court Mesjid Kuching. Dreamland melewati Waterfront Kuching hingga akhirnya menyusuri jalan menuju lokasi bus. Rupanya Dreamland tiba terlalu pagi, sehingga bisa sarapan terlebih dahulu di food court. Dreamland memilih makan mie kolo, namun rasanya tidak seenak mie kolo yang kemarin.









            Setelah kenyang, Dreamland pun naik ke bus. Tak lupa Dreamland membayar ongkos sebesar 3,5 RM dengan rute Kuching – Bako. Akhirnya setelah jam yang ditentukan tiba, bus pun berangkat menuju ke Bako. Di setiap halte bus, rupanya banyak sekali turis asing (semuanya bule) yang naik untuk menuju Bako National Park. Perjalanan selama 50 menit pun Dreamland tempuh dengan melihat kondisi di sepanjang jalan. Rupanya banyak pabrik-pabrik yang berdiri di luar kota Kuching ini.









            Sesampainya di Bako National Park, kami semua turun untuk membayar biaya masuk taman nasional Bako ini. Harga untuk turis asing adalah 20 RM dan 10 RM untuk turis Malaysia. Gara-gara gegabah jadi saja ketahuan Dreamland bukan turis Malaysia, jadilah Dreamland harus membayar RM 20. Untungnya kesalahan yang sama tidak Dreamland lakukan saat membeli tiket perahu menuju Bako National Park, sehingga ongkosnya hanya 15 RM. Untuk turis asing harganya 20 RM sekali jalan.









            Dreamland dan kawan-kawan asing satu bus pun naik ke speed boat. Perjalanan ditempuh selama 20 menit sebelum akhirnya sampai di kawasan Bako National Park. Sepanjang perjalanan, Dreamland melihat jala-jala yang disiapkan nelayan untuk menangkap ikan. Tak hanya itu banyak pancang yang dibuat untuk berlabuhnya kapal nelayan selama mencari ikan. Sesampainya di Bako National Park, kami harus membuka alas kaki (jika sepatu) karena harus menerobos pantai menuju ke daratan, berhubung speed boat tidak bisa sampai ke daratan.









            Begitu masuk ke Head Quarter Office Bako National Park, rekan-rekan asing yang menginap 1 malam di sini harus mendaftar dan diberikan handuk. Sementara itu, bagi mereka yang tidak menginap, kita harus mengisi destinasi yang dituju dan menandatangani begitu pergi dan pulang kembali dari tempat tersebut. Semua tempat wisata di Bako National Park harus ditempuh dengan berjalan kaki pada trek yang telah dibuat. 









            Berhubung Dreamland takut kehabisan tiket pulang, jadi Dreamland membeli langsung tiket kapal pulang ke kantor depan sebesar 15 RM pada pukul 15.00. Artinya Dreamland punya 4 jam lebih untuk menjajal berbagai tantangan yang ditawarkan di Bako National Park ini. Dreamland pun segera berjalan kaki setelah mendapat peta dari HQ Office menuju objek wisata yang ingin Dreamland lihat, yakni Sea Stack yang menjadi ikon dari Bako National Park.









            Perjalanan awalnya berjalan dengan lancar karena trails kayu cenderung lurus dan belok kanan kiri dalam tanah yang datar. Hanya saja, makin jauh ke depan, makin sulit pula tantangan yang diberikan. Dreamland harus naik turun batu, berjalan sangat hati-hati melewati pepohonan, melihat dengan seksama binatang yang ada, dan memperhatikan jalan agar tidak salah ambil jalur. Satu hal yang membuat Dreamland salut adalah pengelolaan wisata Bako yang sangat tertata dengan rapi. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment.









            Akhirnya setelah 800 m berjalan dengan trek yang sangat sulit dan bertemu dengan rombongan turis asing di sepanjang jalan, akhirnya Dreamland tiba di Telok Paku Beach. Hanya saja Dreamland tidak menemukan Sea Stack yang dimaksud. Akhirnya Dreamland menghampiri pengemudi perahu yang nongkrong di tempat ini. Dia mengatakan Sea Stack ini harus ditempuh dengan boat dan tidak bisa dilihat dengan berjalan kaki. Dreamland pun harus berpikir ulang terlebih dahulu dan menimbang apakah harganya worth atau tidak.









            Di sekeliling Dreamland hanya ada satu pasang turis asing yang justru asyik sibuk foto sana foto sini. Dreamland pun memutuskan untuk menunggu apakah ada turis lain yang datang agar bisa patungan naik boat ke lokasi Sea Stack ini. Akhirnya setelah menunggu 30 menit, ada juga satu keluarga turis asing yang datang. Mereka pun langsung dihampiri pengemudi boat dan Dreamland pun bekerja sama dengan mereka agar bisa patungan. Mereka pun setuju dan akhirnya kami bersama-sama naik untuk melihat Sea Stack.









            Rupanya Sea Stack ini memang terlihat di tengah-tengah antara Telok Paku dan Telok Pandan Kecil. Perlu ditegaskan bahwa Sea Stack ini tidak mungkin dilihat dengan berjalan kaki secara manual tanpa boat. Kami pun sibuk berfoto sana sini, sebelum akhirnya turis asing sekeluarga itu tiba di Telok Pandan Kecil. Mereka hanya ingin diantar sampai sana dan ditinggalkan karena ingin mencapai Tajor Waterfall yang jaraknya sangat jauh dari HQ. 









            Sementara itu, Dreamland memilih untuk langsung diantar ke HQ karena sudah capek menjajal tantangan yang diberikan dengan medan naik turun yang curam. Akhirnya Dreamland kembali ke lokasi awal tempat pertama kali berlabuh di Bako National Park ini. Dreamland pun membayar 15 RM untuk jasa boat ini. Sesampainya kembali di HQ, Dreamland langsung melihat ke pondok penginapan yang ada di sini. Semua kamar yang ada di Bako ini tidak ada yang memakai AC. Kamarnya sama seperti karavan, hanya saja terbuat kayu rata-rata. 







            Dreamland pun mengikuti rombongan bule yang dibawa jalan-jalan oleh pemandu tur mereka untuk melihat sesuatu. Rata-rata mereka sudah berusia indah dan masih semangat berjalan-jalan. Sepanjang jalan, Dreamland bertemu dengan banyak monyet yang bertingkah lucu dan menggemaskan. Berhubung rutenya ternyata jauh, Dreamland pun mengurungkan niat, kembali ke HQ, dan menikmati makan siang yang telah disediakan. Harap dicatat bahwa biaya masuk Bako National Park sudah termasuk dengan makan siang, jadi tidak perlu ragu untuk langsung ambil makan di kantin. Hanya saja minuman harus membayar di kassa.




            Setelah makan siang, Dreamland pun mengubah jam keberangkatan boat dari jam 3 menjadi jam 2 siang. Setelah itu, Dreamland menunggu di HQ dan melihat galeri yang ada di sebuah ruangan pinggir kanan resepsionis. Di ruangan ini dijelaskan apa saja spesies, fauna, flora, dan hal-hal menarik yang bisa dilihat di kawasan Bako National Park. Akhirnya begitu jamnya mendekati, Dreamland pun berkumpul di tempat yang telah ditentukan, bermain dart, hingga akhirnya diminta untuk berangkat ke pantai untuk naik boat.




            Berhubung jumlah peserta yang pulang cukup banyak, akhirnya kami dibagi dalam 2 perahu. Perjalanan pun ditempuh selama 25 menit hingga kami tiba kembali di dermaga awal. Tatkala Dreamland mau mengejar bus menuju Kuching, rupanya bus itu telah berlalu tepat di mata Dreamland. Dreamland hanya ketinggalan 1 menit saja dari jadwal keberangkatan bus. Terpaksa kami semua yang ada di perahu yang sama harus menunggu bus Rapid Kuching selama kurang lebih 50 menit. 




            Setelah penantian yang panjang, akhirnya bus Rapid Kuching tiba dan kami semua naik ke dalamnya. Rupanya bus berangkat sesuai jadwal, yakni pukul 15.30. Setelah jam yang ditentukan tiba, bus pun berangkat dan akhirnya tiba di Kuching 55 menit kemudian. Dreamland sendiri minta diberhentikan di dekat Tune Hotels.com agar bisa langsung ke hotel untuk beristirahat. Akhirnya Dreamland masuk ke kamar dan tidur hingga sore menjelang.







            Tatkala sore menjelang, Dreamland berjalan ke sisi atas Tune Hotels.com menuju Top Spot yang katanya tempat seafood paling ternama di Kuching. Berhubung tarif makanan yang diberikan mahal, akhirnya Dreamland makan di restoran lain. Jalanan di Kuching sore hari ini sangat sepi dan lenggang oleh mobil. Entahlah mengapa kota ini begitu sunyi, sepi, dan terlihat sangat mati. Setelah makan nasi goreng, Dreamland berjalan-jalan di Everise Department Store yang ada. Mal ini pun sangat sepi dan tampak kosong pengunjungnya. Padahal malnya besar dan megah lho.









            Akhirnya karena bosan, Dreamland berjalan kembali ke hotel untuk menonton TV saja di kamar. Satu hal yang aneh di Kuching ini adalah Dreamland tidak menemukan adanya kucing yang berkeliaran. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland Traveller Moment. Senang sekali rasanya bisa menguji ketahanan fisik di Bako National Park hari ini.

Kuching, 17 April 2014

Dreamland Traveller

Catatan:
- Kurs 1 Ringgit Malaysia (MYR) saat Dreamland melakukan perjalanan adalah 3.600 IDR.
- Kuching sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin ketenangan, kedamaian, dan relaksasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
- Tempat wisata menarik yang ada di Kuching, antara lain Tua Pek Kong Temple (Hiang Thian Siang Ti Temple), Sarawak Museum (Islamic, Ethnology, Art, Natural History, Textile, Chinese History Museum), Fort Margherita, Waterfront Kuching, Cat Museum, Mesjid Kuching, Sarawak Cultural Village, Semenggoh Nature Reserve, Bako National Park, Gunung Gading, dan lain sebagainya.
- Terdapat transportasi umum di Kuching, yakni Kuching City Public Link dan Rapid Kuching.
- Sangat disarankan untuk menginap di daerah Waterfront Kuching karena pusat kehidupan Kuching ada di kawasan ini.
- Jangan lupa membawa topi, sunblock, dan payung karena matahari di Kuching sangat panas.

~ oOo ~   

No comments:

Post a Comment

Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.