Day
2 : Museum Hopping di Kuching
Tanpa
terasa Dreamland bangun dan melihat matahari pagi pertama kalinya di Kuching.
Kali ini Dreamland akan mengelilingi Kuching dengan berjalan kaki. Dreamland
pun bersiap-siap dan sarapan ala kadarnya, kemudian beranjak ke Waterfront
Kuching. Destinasi pertama Dreamland pagi ini adalah Tua Pek Kong Temple atau
Hiang Thian Siang Ti Temple. Kuil yang satu ini sangat unik karena terletak di
persimpangan jalan. Sementara itu dari interior kuilnya terlihat biasa-biasa
saja dan luasnya sangat kecil. Oke untuk sekadar dikunjungi di Kuching.
Kemudian
Dreamland berjalan menyusuri Jalan Carpenter menuju lokasi selanjutnya, yakni
Mesjid Kuching. Agak menyeramkan memang mesjid yang satu ini karena di sisi
kanan dan kirinya terdapat ratusan batu nisan yang sudah rapuh dimakan rayap.
Sebelum melanjutkan kembali perjalanan, Dreamland makan Mie Kolo terlebih
dahulu. Mie Kolo ini sama seperti yamien hanya saja mienya lebih kecil. Rasanya
enak dan harganya terjangkau, yakni RM 3 saja semangkoknya.
Selanjutnya
Dreamland menuju ke wisata museum. Museum pertama yang Dreamland kunjungi
adalah museum Sarawak yang baru. Tidak ada biaya yang dikenakan untuk semua
museum yang ada di Kuching. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian pemerintah
Indonesia dalam mengelola museum. Hal ini akan Dreamland bahas dalam Dreamland
Traveller Moment.
Museum
Sarawak ini boleh dikatakan biasa-biasa saja karena kita disuguhi dengan
replika, benda, dan peralatan kuno di masa lampau. Terdapat sejarah asal usul
Sarawak dan masyarakat yang tinggal didalamnya. Ada juga alat musik, perkakas,
dan percampuran budaya di Sarawak ini dari masyarakat pendatang yang bisa
dilihat di diorama yang ada. Di samping Sarawak Museum ada museum Dinosaurus
baru yang sengaja dibuat. Berhubung harganya RM 10 dan terlihat kurang worthed
jadi Dreamland melewatkan museum yang satu ini karena cenderung untuk
anak-anak.
Selanjutnya,
Dreamland menuju ke Museum Islam Sarawak. Di dalam museum ini banyak sekali
sejarah bernuansa muslim, mulai dari pakaian, Al-Quran, sampai penyebaran agama
Islam di seluruh dunia. Ada juga perkakas dari Jawa Tengah, baju, dan ukiran
kaligrafi huruf Arab yang menarik di museum ini. Hanya saja museumnya sangat
sepi pengunjung dan pencahayaannya remang-remang, sehingga agak sedikit
menyeramkan.
Dreamland
pun menyeberang menuju museum selanjutnya di sisi lain. Kali ini Dreamland
mengunjungi Museum Etnologi. Museum yang satu ini sangat ramai dikunjungi oleh
turis. Memang isi dari museum ini sangat menarik, yakni ada koleksi hewan-hewan
yang diawetkan, kandungan bahan mineral, dan replika rumah adat di lantai
atasnya. Ada juga perkakas, patung, monumen, dan lain sebagainya yang dibuat
masyarakat kuno Sarawak. Pokoknya museum ini paling layak dikunjungi tatkala
berada di Kuching.
Dreamland
pun beranjak menuju museum yang ada di sebelahnya, namun Museum Seni dan
Natural History Museum sedang dalam proses renovasi, sehingga tidak dapat
dikunjungi dengan maksimal. Sangat amat disayangkan. Selanjutnya Dreamland
berjalan menuju Padang Merdeka dan singgah sejenak di Merdeka Palace yang
Dreamland prediksi merupakan mal terbesar di Kuching.
Sebagai
mal yang megah di Kuching, pengunjungnya boleh dikatakan kurang begitu ramai.
Yang berjualan cenderung sepi dan kurang peminat. Dreamland hanya berjalan
berkeliling mal, duduk sejenak, dan mengamati turis yang berjalan-jalan di mal
ini. Selanjutnya Dreamland berjalan menuju Museum Textile. Museum ini boleh
dikatakan sangat amat garing karena koleksinya yang sangat sedikit.
Dreamland
pun berjalan menuju Jalan China alias Chinatown Kuching. Sebagai Chinatown,
lokasi ini jauh dari kata ramai. Keramaian hanya terlihat pada satu-satunya
food court yang ada dan harga makanannya mahal. Dreamland hanya berfoto sejenak
di kuil yang ada, kemudian melanjutkan perjalanan. Dreamland kemudian berjalan
di lorong menuju ke Little India. Dreamland ditawari oleh-oleh khas Sarawak,
yakni Kek Lapis Sarawak dengan harga RM 10 satu Loyang. Berhubung perjalanan
Dreamland masih panjang dan tidak mungkin dibawa pulang dalam keadaan fresh,
Dreamland tidak membeli oleh-oleh yang satu ini.
Selanjutnya,
Dreamland menuju ke Court House untuk berfoto dan akhirnya sampai juga Indian
Street. Kawasan pertokoan yang bernuansa India ini juga sepi pengunjung.
Matahari yang bersinar terik siang ini membuat Dreamland ingin membeli air
limau yang dijual seharga 1 RM. Kalau dibilang India Street, harusnya kita
menemui banyak orang India. Sayangnya hampir tidak ada orang India yang ada di
sini. Dreamland pun mengisi perut dulu di food court yang ada. Harga makanan di
Kuching ini boleh dikatakan terjangkau dan lebih murah dibandingkan dengan
Kuala Lumpur dengan kisaran harga 3 – 6 RM.
Setelah
kenyang makan, Dreamland berjalan menuju Chinese History Museum dan melihat
begitu banyak sejarah Chinese yang menarik. Suku bangsa, alat musik, pelajaran,
perayaan hari besar, dan nama marga semua menjadi sajian yang menarik.
Sayangnya kita tidak boleh foto secara terang-terangan di semua museum yang ada
di Kuching kalau tidak ingin ditegur oleh petugas yang berjaga.
Dreamland
pun menuju monumen Kucing untuk berfoto dengan ikon yang satu ini, kemudian
masuk ke mal Riverside. Seperti dugaan Dreamland, mal ini sangat sepi oleh
pengunjung. Manusia yang berlalu lalang saat itu mungkin bisa dihitung dengan
satu tangan saja. Dreamland hanya berjalan melihat-lihat saja, membeli sejumlah
barang di supermarket, dan melihat adanya bioskop di mal ini yang sepi peminat.
Sungguh sangat mengerikan iklim bisnis di Kuching ini.
Berhubung
matahari yang bersinar sangat terik dan kaki yang sudah sangat pegal akibat
berjalan non stop, Dreamland pun memutuskan untuk beristirahat dulu sejenak di
hotel. Setelah tidur siang dan mendapat tubuh yang bugar, Dreamland pun
langsung menuju ke Waterfront Kuching untuk mencari makan malam. Dreamland
memutuskan untuk menyeberangi sungai dengan tarif RM 0,50 sekali jalan. Perahu
ini akan berangkat ketika penumpangnya sudah terisi dengan penuh.
Sesampainya
di seberang, alangkah terkejutnya Dreamland tatkala menemui food court yang
tidak sesuai dengan ekspetasi Dreamland. Jenis makanannya memang banyak, tapi
entah mengapa tidak mengundang selera makan. Akhirnya Dreamland melewatkan
makan di lokasi ini dan memilih berjalan-jalan apa saja yang ada di seberang
Waterfront Kuching ini. Berhubung matahari masih bersinar redup, Dreamland
mencoba mencari lokasi Fort Margherita yang ada di dekat lokasi ini.
Dreamland
berjalan menembus jalan setapak yang sama seperti kampung-kampung di Indonesia,
hingga akhirnya tiba di sebuah halaman dengan pepohonan. Berhubung jalannya
terlihat sangat panjang dan jauh, Dreamland urungkan niat tersebut karena
matahari sudah menghilang ditelan kegelapan dan langit menjadi terlihat biru
tua. Dreamland kembali ke lokasi awal dan berjalan-jalan melihat toko yang ada.
Rupanya
kue lapis adalah oleh-oleh khas dari Kuching ini. Salah satu toko kek lapis
yang Dreamland singgahi adalah Mira Cake House. Harganya 10 RM untuk satu
Loyang. Bagusnya kue lapis di sini adalah rasanya tidak terlalu manis dan
pilihan rasanya variatif dari tester yang Dreamland coba. Singkat kata,
Dreamland beranjak kembali ke dermaga, naik kembali ke kapal, dan membayar 50
sen sesampainya kembali di Waterfront.
Dreamland
pun mencoba berjalan menyusuri jalan menuju kawasan Chinatown untuk melihat
apakah ada makanan lezat yang bisa Dreamland cicipi atau tidak. Sayangnya sudah
jauh-jauh Dreamland berjalan, eh tokonya tutup semua. Alhasil terpaksa
Dreamland kembali dan makan (lagi) di McDonald. Terpaksa deh makan burger,
kentang, dan minum pepsi lagi karena susah cari makan yang sesuai.
Setelah
selesai makan, Dreamland bermain Wi-Fi dan kembali ke hotel untuk beristirahat.
Ternyata Kuching adalah kota yang membosankan bagi Dreamland.
Kuching, 16 April 2014
Dreamland Traveller
Catatan:
- Kurs 1 Ringgit Malaysia (MYR) saat Dreamland
melakukan perjalanan adalah 3.600 IDR.
- Kuching sangat direkomendasikan bagi mereka yang
ingin ketenangan, kedamaian, dan relaksasi yang jauh dari hiruk pikuk
perkotaan.
- Tempat wisata menarik yang ada di Kuching, antara
lain Tua Pek Kong Temple (Hiang Thian Siang Ti Temple), Sarawak Museum
(Islamic, Ethnology, Art, Natural History, Textile, Chinese History Museum),
Fort Margherita, Waterfront Kuching, Cat Museum, Mesjid Kuching, Sarawak Cultural
Village, Semenggoh Nature Reserve, Bako National Park, Gunung Gading, dan lain
sebagainya.
- Terdapat transportasi umum di Kuching, yakni
Kuching City Public Link dan Rapid Kuching.
- Sangat disarankan untuk menginap di daerah
Waterfront Kuching karena pusat kehidupan Kuching ada di kawasan ini.
- Jangan lupa membawa topi, sunblock, dan payung
karena matahari di Kuching sangat panas.
~
oOo ~
No comments:
Post a Comment
Terima kasih dan selamat datang di Dreamland Traveller! Komentar, saran, dan pertanyaan dapat dituliskan pada kolom komentar di bawah ini.